Welcome To My Private Blog, Have Fun ^^

Senin, 18 Februari 2013

Cerpen Untuk Ibu


Cerpen Untuk Ibu

L
angit pada siang hari itu menunjukkan wajahnya yang cerah. Tetapi, tidak demikian dengan Dani. Ia tampak amat lesu, dan tidak begitu konsentrasi dengan apa yang dikerjakannya. Dani adalah anak tunggal dari kedua orangtuanya, dan Bapaknya sudah meninggal ketika Dani masih kecil. Ibunya pun harus mengambil alih tugas Bapak Dani untuk mencari nafkah, agar mereka bisa bertahan hidup dan Dani bisa melanjutkan sekolahnya, yang kini berada di tingkat SMA. Dani pun harus menghadapi hidup dengan keadaan yang pas-pasan.

Yang membuat Dani begitu murung adalah, Ibunya yang kini sedang sakit keras. Sejak Ibunya sakit, Dani pun harus pintar-pintar membagi waktu untuk sekolah dan menggantikan Ibunya mencari nafkah. Meskipun sudah bekerja keras, uang yang dihasilkannya tidaklah cukup untuk membeli obat yang layak untuk Ibunya.

Hari itu, sepulang sekolah seperti biasa Dani bekerja di jalanan untuk mendapatkan uang. Segala pekerjaan Ia lakukan, mulai dari mengamen, menyemir sepatu sampai berjualan koran di lampu merah. Ketika sedang mengamen, tanpa sengaja ia menemukan secarik kertas koran baru yang tergeletak di tanah. Dibacanya koran itu. Ternyata, koran itu memuat informasi mengenai lomba membuat cerpen tingkat SMA dan yang sederajat. Hadiahnya pun lumayan besar, juara akan mendapatkan hadiah sebesar 10 juta rupiah dan beasiswa untuk melanjutkan ke perguruan tinggi.

Dani pun sangat senang mengetahui kabar itu. Uang 10 juta tentu cukup untuk membeli obat untuk Ibunya. Dan jika menang Dani akan bisa melanjutkan pendidikan hingga perguruan tinggi, suatu hal yang dianggapnya tidak mungkin. Meskipun sadar bahwa dirinya tidak terlalu pandai membuat cerpen, tetapi ia tidak patah semangat. Ia bertekad memenangkan hadiah tersebut.

Sejak saat itu, Dani menjadi lebih sibuk. Ia sekolah pada pagi hari, bekerja pada siang hari, dan malamnya ia mengurung diri di rumah, belajar membuat cerpen dengan tekun. Tapi Dani tidak menyerah, Ia terus berlatih hingga batas pengumpulan pun tiba.

Ketika hari pengumpulan cerpen tiba, hatinya sangat berdebar-debar. Ia berdoa memohon kepada Tuhan, agar bisa mendapatkan hasil yang terbaik.
Dan akhirnya, usahanya berhasil. Ia bersujud tanda syukur ketika cerpen karyanya-lah yang menjadi pemenang. Akhirnya, setelah berusaha keras, ia menjadi pemenang. Semua demi ibunya, yang menitikkan air mata haru ketika mendengar bahwa anaknya telah berusaha keras demi dirinya, agar Ibunda Dani bisa sembuh dari penyakitnya

Kini, Ibu Dani telah sembuh dari penyakitnya dan telah memiliki rumah sendiri, dari sisa uang hadiah yang diperoleh Dani. Dan Dani? Ia melanjutkan pendidikannya di salah satu perguruan tinggi di daerah Ibukota. Dan ternyata, cerpen yang dibuat Dani mengisahkan tentang seorang anak yang mengikuti lomba cerpen demi kesembuhan Ibunya.

Sumber : @Febri_DM

Tidak ada komentar:

Posting Komentar