Cerpen
Untuk Ibu
L
|
angit pada siang hari
itu menunjukkan wajahnya yang cerah. Tetapi, tidak demikian dengan Dani. Ia
tampak amat lesu, dan tidak begitu konsentrasi dengan apa yang dikerjakannya.
Dani adalah anak tunggal dari kedua orangtuanya, dan Bapaknya sudah meninggal
ketika Dani masih kecil. Ibunya pun harus mengambil alih tugas Bapak Dani untuk
mencari nafkah, agar mereka bisa bertahan hidup dan Dani bisa melanjutkan
sekolahnya, yang kini berada di tingkat SMA. Dani pun harus menghadapi hidup
dengan keadaan yang pas-pasan.
Yang
membuat Dani begitu murung adalah, Ibunya yang kini sedang sakit keras. Sejak
Ibunya sakit, Dani pun harus pintar-pintar membagi waktu untuk sekolah dan
menggantikan Ibunya mencari nafkah. Meskipun sudah bekerja keras, uang yang
dihasilkannya tidaklah cukup untuk membeli obat yang layak untuk Ibunya.
Hari
itu, sepulang sekolah seperti biasa Dani bekerja di jalanan untuk mendapatkan
uang. Segala pekerjaan Ia lakukan, mulai dari mengamen, menyemir sepatu sampai
berjualan koran di lampu merah. Ketika sedang mengamen, tanpa sengaja ia
menemukan secarik kertas koran baru yang tergeletak di tanah. Dibacanya koran
itu. Ternyata, koran itu memuat informasi mengenai lomba membuat cerpen tingkat
SMA dan yang sederajat. Hadiahnya pun lumayan besar, juara akan mendapatkan
hadiah sebesar 10 juta rupiah dan beasiswa untuk melanjutkan ke perguruan
tinggi.
Dani
pun sangat senang mengetahui kabar itu. Uang 10 juta tentu cukup untuk membeli
obat untuk Ibunya. Dan jika menang Dani akan bisa melanjutkan pendidikan hingga
perguruan tinggi, suatu hal yang dianggapnya tidak mungkin. Meskipun sadar
bahwa dirinya tidak terlalu pandai membuat cerpen, tetapi ia tidak patah
semangat. Ia bertekad memenangkan hadiah tersebut.
Sejak
saat itu, Dani menjadi lebih sibuk. Ia sekolah pada pagi hari, bekerja pada
siang hari, dan malamnya ia mengurung diri di rumah, belajar membuat cerpen
dengan tekun. Tapi Dani tidak menyerah, Ia terus berlatih hingga batas
pengumpulan pun tiba.
Ketika
hari pengumpulan cerpen tiba, hatinya sangat berdebar-debar. Ia berdoa memohon
kepada Tuhan, agar bisa mendapatkan hasil yang terbaik.
Dan akhirnya, usahanya berhasil. Ia bersujud tanda syukur ketika cerpen karyanya-lah yang menjadi pemenang. Akhirnya, setelah berusaha keras, ia menjadi pemenang. Semua demi ibunya, yang menitikkan air mata haru ketika mendengar bahwa anaknya telah berusaha keras demi dirinya, agar Ibunda Dani bisa sembuh dari penyakitnya
Dan akhirnya, usahanya berhasil. Ia bersujud tanda syukur ketika cerpen karyanya-lah yang menjadi pemenang. Akhirnya, setelah berusaha keras, ia menjadi pemenang. Semua demi ibunya, yang menitikkan air mata haru ketika mendengar bahwa anaknya telah berusaha keras demi dirinya, agar Ibunda Dani bisa sembuh dari penyakitnya
Kini,
Ibu Dani telah sembuh dari penyakitnya dan telah memiliki rumah sendiri, dari
sisa uang hadiah yang diperoleh Dani. Dan Dani? Ia melanjutkan pendidikannya di
salah satu perguruan tinggi di daerah Ibukota. Dan ternyata, cerpen yang dibuat
Dani mengisahkan tentang seorang anak yang mengikuti lomba cerpen demi
kesembuhan Ibunya.
Sumber : @Febri_DM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar