Selamat malam para pembaca blog saya yang saya sayangi. Apa kabar semua? Baik-baik saja ya. Amiin. Sudah mulai memasuki tanggal 19 nih. Sebentar lagi saya mulai menginjak ke umur 22 tahun. Sudah gede ternyata. Hahahaha. Oke langsung ke topik saja.
Fenomena yang sangat sering terjadi yaitu Derajat Manusia. Ngomong-ngomong tentang derajat sendiri (bukan celcius, reamur atau fahrenheit) menurut rekan-rekan, orang yang memiliki derajat tinggi itu orang yang seperti apa? Orang yang duduk di DPR? atau Orang yang memiliki kedudukan disuatu jabatan? Tiap orang memiliki standar masing-masing ya.
Tetapi, apa perlu kita harus sombong jika kita memiliki kedudukan tinggi yang biasanya dipandang orang dengan derajat tinggi? Sama halnya seperti orang yang berada di tower tertinggi. Orang yang berada di tower tersebut memandang kecil orang-orang yang dibawah, dan orang-orang yang dibawah memandang kecil orang yang berada di atas tower. Artinya apa? Orang yang di tower tertinggi dan orang-orang yang dibawah akan tidak akan hubungan yang baik karena sama-sama kecil (saya kutip dari ceramah seorang Ustad).
Apa harus kita memiliki sifat sombong?
Oke, yang jelas tidak ya, mau berkedudukan tinggi atau rendah. Kita saling ketergantungan satu sama lain dan Allah pun memandang semua manusia itu sama, tak ada perbedaan. Walaupun Presiden, Anggota DPR, Ketua RT, Kepala Bidang ini dan itu, sama saja derajat di mata Allah. So, kenapa harus sombong dengan itu semua?
Diakhir kata,
Kita tetap bersosialisasi, tetap memerlukan orang. Orang yang berkedudukan tinggi memerlukan orang-orang, dan orang-orang juga memerlukan seorang pemimpin. So, kita sama-sama saling mendukung serta membantu, karena manusia memang makhluk sosial, makhluk yang memiliki kekurangan, makhluk yang tidak sempurna. Lalu, semua keputusan ada di tangan rekan-rekan. Entah mau berbuat A, B, atau C, dan semua itu ada akibatnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar